sekuntum doa baru saja menyentuhku
dalam sujud memaksa hujan kembali membekaskan dingin,
menjadi serupa rindu yang lekat di jendela dzikir,
sudah lama diganti puisi kertas-kertas bermalas-malasan mengintip awan yang gelap
dari balik pintu
kapan kau akan datang lagi menjembatani ruhku dan Tuhan
dan segala rupa angin yang dicekam duka?
kapan kau akan hinggap lagi menyayat-nyayat sujudku
yang diam tanpa suara
No comments:
Post a Comment